Sebagian besar bidan di Indonesia memiliki tingkat pendidikan sebagai Ahli Madya, yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam menangani berbagai kondisi pada wanita hamil, persalinan, dan pasca persalinan. Meski demikian, gaji yang diterima oleh bidan Ahli Madya belum selalu sebanding dengan upaya serta tanggung jawabnya. Menjadi seorang bidan bukanlah pekerjaan yang mudah; mereka harus siap sedia menanggapi keadaan darurat, melakukan prosedur medis tertentu, serta memberikan dukungan emosional kepada pasien mereka.
Risiko kesehatan dan kehidupan seringkali menjadi hal nyata bagi para bidan di lapangan. Mereka terkadang harus bekerja di daerah terpencil atau konflik, dengan akses terbatas terhadap fasilitas medis dan dukungan tim. Selain itu, bidang kebidanan juga mengharuskan bidan untuk tetap up-to-date dengan perkembangan ilmiah serta teknologi medis terbaru untuk memberikan pelayanan yang berkualitas.
Dalam konteks ini, penting bagi pemerintah dan instansi terkait untuk memperhatikan upaya-upaya peningkatan status sosial dan finansial bagi para bidan. Peningkatan gaji sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras dan dedikasi para bidan dalam menjaga kesehatan ibu dan bayi adalah langkah positif menuju sistem kesehatan yang lebih inklusif.
Sebagai masyarakat kita bisa turut mendukung para tenaga medis termasuk bidang untuk mendapatkan pengakuan penuh akan perjuangan mereka tersebut dalam merawat semua orang sehingga akan meningkat pelajaran juga rasa tanggung jawabnya satu sama lain.
Jika tidak salah satu dari mereka bertugas maka apa untung besar varokah dunia kita ini tentunya.
Karena kesucian kita bersama merupakan sumber kita bersama.”